MAKALAH
ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN
IMBIBISI, PERKECAMBAHAN, DAN
DORMANSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dormansi
adalah proses beristirahatnya suatu tanaman, bagian tanaman, atau jaringan
walupun berada dalam kondisi pertumbuhan yang optimum untuk menunjukkan
pertumbuhan sewajarnya. Dormansi dapat dikatakan juga sebagai suatu keadaan
dimana pertumbuhan tidak terjadi, walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk
terjadinya perkecambahan.
Dengan
melakukan dormansi, tumbuhan dapat hidup bertahan bulanan bahkan beberapa
tahun, tanpa menghabiskan cadangan makanannya. Dormansi dapat menyebabkan
tumbuhan mampu bertahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti
kekeringan pada musim panas dan suhu rendah pada musim dingin.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Pengertian imbibisi, perkecambahan dan dormansi
2. Penyebab dormansi dan imbibisi
3. Proses dan tipe perkecambahan
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
5. Cara menghambat dormansi
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian imbibisi, perkecambahan dan dormansi
2. Untuk mengetahui penyebab dormansi dan imbibisi
3. Untuk mengetahui proses dan tipe perkecambahan
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
5. Untuk mengetahui cara menghambat dormansi
1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini adalah :
1. Mampu mengetahui pengertian imbibisi,
perkecambahan dan dormansi
2. Mampu mengetahui penyebab dormansi dan
imbibisi
3. Mampu mengetahui proses dan tipe perkecambahan
4. Mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi
perkecambahan
5. Mampu mengetahui cara menghambat dormansi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN IMBIBISI,
PERKECAMBAHAN DAN DORMANSI
a. pengertian imbibisi
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan
air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti protein, pati, selulosa,
agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan zat tersebut dapat
mengembang setelah menyerap air. Kemampuan untuk menyerap air misalnya pada
biji biasa disebut dengan potensial imbibisi dan prosesnya disebut dengan
imbibisi.
b. pengertian perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula
(tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang
terdapat di dalam biji mempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar
(radikula), embrio daun (plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang
(hipokotil).
c. pengertian dormansi
Dormansi adalah
suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu
keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi
merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu
dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.
2..2. PENYEBAB DORMANSI DAN
IMBIBISI
a. Penyebab
Dormansi
Benih yang
mengalami dormansi ditandai oleh :
a.
Rendahnya /
tidak adanya proses imbibisi air.
b. Proses
respirasi tertekan / terhambat.
c.
Rendahnya
proses mobilisasi cadangan makanan.
Kondisi
dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada
pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman
induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit
biji dan keadaan fisiologis dari
embrio atau bahkan
kombinasi dari kedua keadaan tersebut.
Dormansi
dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Dormansi
Fisik
Dormansi
Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji,
seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis
terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji.
Beberapa penyebab dormansi
fisik adalah :
·
Impermeabilitas
kulit biji terhadap air
Benih-benih
yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras"
karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan
sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan
bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula.
·
Resistensi
mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
Disini kulit
biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit
biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.
·
Permeabilitas
yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
Pada
dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika
tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih [apel] misalnya,
suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup
untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan
ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.
b. Dormansi
Fisiologis
Dormansi Fisiologis,
dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh
zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh
Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah :
Ø Immaturity Embrio
Pada
dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya
sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih
ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap
terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah.
·
After
ripening
Benih yang
mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar
dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka waktu "After
Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi
fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu
berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari
sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.
·
Dormansi
Sekunder
Dormansi
sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah,
tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama
beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah.
Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi
yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan
cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya.
Diduga
dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada
kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga
pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.
·
Dormansi
yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.
Dormansi ini
dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio.
Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara
lain : Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids
Lactone (Counamin) dll.
b.
Penyebab Imbibisi
Syarat
Terjadinya Imbibisi
1.
Perbedaan Ψ
antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ larutan
2.
Ada tarik
menarik yang spesifik antara air dengan benih. Benih memiliki partikel koloid
yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose
3.
Benih kering
memiliki Ψ sangat rendah. Hubungan antara Ψ dengan komponen penyusun: Ψ = Ψm +
Ψp
4.
Volume air
yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air,
sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme.
·
Faktor dalam
terdiri dari:
a. Kecepatan transpirasi : semakin cepat transpirasi makin cepat penyerapan.
b. Sistem perakaran : tumbuhan yang mempunyai system perakaran berkembang baik, akan mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena jumlah bulu akar semakin banyak.
c. Kecepatan metabolisme : karena penyerapan memerlukan energi, maka semakin cepat metabolismem (terutama respirasi) akan mempercepat penyerapan. (Yusuf, 2009)
a. Kecepatan transpirasi : semakin cepat transpirasi makin cepat penyerapan.
b. Sistem perakaran : tumbuhan yang mempunyai system perakaran berkembang baik, akan mampu mengadakan penyerapan lebih kuat karena jumlah bulu akar semakin banyak.
c. Kecepatan metabolisme : karena penyerapan memerlukan energi, maka semakin cepat metabolismem (terutama respirasi) akan mempercepat penyerapan. (Yusuf, 2009)
·
Faktor
lingkungan terdiri dari:
a. Ketersediaan air tanah : tumbuhan
dapat menyerap air bila air tersedia antara kapasitas lapang dan konsentrasi
layu tetap. Bila air melebihi kapasitas lapang penyerapan terhambat karena akan
berada dalam lingkungan anaerob.
b. Konsentrasi air tanah : air tanah
bukan air murni, tetapi larutan yang berisi berbagai ion dan molekul. Semakin
pekat larutan tanah semakin sulit penyerapan.
c. Temperatur tanah : temperatur
mempengaruhi kecepatan metabolism. Ada temperatur optimum untuk metabolisme dan
tentu saja ada temperatur optimum untuk penyerapan.
d. Aerasi tanah: yang dimaksud
dengan aerasi adalah pertukaran udara, yaitu maksudnya oksigen dan lepasnya CO2
dari lingkungan. Aerasi mempengaruhi proses respirasi aerob, kalau tidak baik
akan menyebabkan terjadinya kenaikan kadar CO2 yang selanjutnya menurunkan pH.
Penurunan pH ini berakibat terhadap permeabilitas membran sel. (Yusuf, 2009)
2.3. PROSES DAN TIPE PERKECAMBAHAN
-
Pertumbuhan
adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme dan bersifat tidak dapat kembali
(irreversible) serta pertambahan ini dapat diukur secara kuantitatif seperti
berat, tinggi, dan lain – lain
-
Perkembangan
adalah proses untuk mencapai kematangan fungsi organisme dan dapat diukur
secara kualitatif seperti fungsi organ reproduksi, dan fungsi fungsi organ
lainnya.
Periode pertumbuhan tiap jenis
tumbuhan berbeda, namun semua diawali dari proses yang sama, yaitu
perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari
dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan. Embrio yang terdapat di dalam biji
mempunyai beberapa bagian, antara lain embrio akar (radikula), embrio daun
(plumula), embrio pucuk (epikotil) dan embrio batang (hipokotil).
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
1. Imbibisi
adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat yang hidrofilik, seperti
protein, pati, selulosa, agar-agar, gelatin, liat dan lainnya yang menyebabkan
zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air. Perkecambahan adalah
munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil
pertumbuhan. Dormansi adalah
suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami
organisme hidup atau
bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan
normal.
2. Dormansi
Fisik
Beberapa
penyebab dormansi fisik adalah :
·
Impermeabilitas
kulit biji terhadap air
·
Resistensi
mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio
·
Permeabilitas
yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas
Dormansi Fisiologis
Beberapa penyebab dormansi
fisiologis adalah :
·
Immaturity
Embrio
·
After
ripening
·
Dormansi
yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.
Imbibisi
§ Perbedaan Ψ
antara benih dengan larutan, dimana Ψ benih < Ψ larutan
§ Ada tarik
menarik yang spesifik antara air dengan benih. Benih memiliki partikel koloid
yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose
§ Benih kering
memiliki Ψ sangat rendah. Hubungan antara Ψ dengan komponen penyusun: Ψ = Ψm +
Ψp
§ Volume air
yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air,
sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme.
§ Proses
metabolime: aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi.
3.
Proses perkecambahan terbagi menjadi proses fisika dan proses kimia. Tipe
perkecambahan terbagi menjadi perkecambahan epigealdan hipogeal.
4.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan terdiri dari faktor dalam dan faktor luar.
5.
Ada beberapa cara yang telah diketahui menghambat dormansi, seperti:
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar